Sign Up

Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.

Sign In

Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.

Forgot Password

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.

Sorry, you do not have permission to ask a question, You must login to ask a question.

Please briefly explain why you feel this question should be reported.

Please briefly explain why you feel this answer should be reported.

Please briefly explain why you feel this user should be reported.

Kisah Seorang Suami Yang Lebih Mementingkan Istrinya Dibandingkan Ibunya

Kisah Seorang Suami Yang Lebih Mementingkan Istrinya Dibandingkan Ibunya

Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqomah, ia sangat rajin beribadat. Suatu hari ia tiba-tiba jatuh sakit yang sangat kuat, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan mengatakan suaminya sakit kuat dan dalam kondisi sakaratul maut. Ketika berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal r.a, Ali r.a, Salamam r.a dan Ammar r.a supaya pergi melihat keadaan Alqomah. Ketika mereka sampai ke rumah Alqomah, mereka mendapatkan Alqomah sambil membantunya membacakan kalimah La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqomah tidak dapat menyebutnya.

Ketika para sahabat mendapati bahwa Alqomah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal r.a supaya memberitahu Rasulullah tentang keadaan Alqomah. Ketika Bilal sampai dirumah Rasulullah, maka bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqomah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal;

“Wahai Bilal apakah ayah Alqomah masih hidup?”

Jawab Bilal r.a, “ Tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya”.

Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal;

“Pergilah kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia dapat berjalan, suruh dia datang berjumpaku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya”.

Maka ketika Bilal sampai kerumah ibu Alqomah, lalu ia berkata seperti yang Rasulullah kata kepadanya, maka berkata ibu Alqomah;

“Aku lebih patut pergi berjumpa Rasulullah”.

Lalu ibu Alqomah mengangkat tongkat dan terus berjalan menuju ke rumah Rasulullah. Maka bertanya Nabi s.a.w. kepada ibu Alqomah;

“Terangkan kepadaku perkara yang sebenar tentang Alqomah, jika kamu berdusta niscaya akan turun wahyu kepadaku”.

Berkata Nabi lagi;

“Bagaimana keadaan Alqomah?”,

Jawab ibunya; “Ia sangat rajin beribadat, ia sembahyang, berpuasa dan sangat suka bersedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui banyaknya”.

Bertanya Rasulullah;

“Bagaimana hubunganmu dengan dia?”,

Jawab ibunya;

“Aku murka kepadanya”,

Lalu Rasulullah bertanya;

“Mengapa”,

Jawab ibunya;

“Karena ia mengutamakan istrinya daripada aku, dan menurut kata-kata isterinya sehingga ia menentangku”.

Maka berkata Rasulullah;

“Murka kamu itulah yang telah mengunci lidahnya dari mengucap La iilaa ha illallah”,

Kemudian Nabi s.a.w menyuruh Bilal mencari kayu api untuk membakar Alqomah. Ketika ibu Alqomah mendengar perintah Rasulullah lalu ia bertanya;

“Wahai Rasulullah, kamu hendak membakar putera ku didepan mataku?, bagaimana hatiku dapat menerimanya”.

Kemudian berkata Nabi s.a.w;

“Wahai ibu Alqomah, siksa Allah itu lebih berat dan kekal, oleh itu jika kamu mahu Allah mengampunkan dosa anakmu itu, maka hendaklah kamu mengampuninya”. Demi Allah yang jiwaku ditangannya, tidak akan guna sembahyangnya, sedekahnya, selagi kamu murka kepadanya”.

Maka berkata ibu Alqomah sambil mengangkat kedua tangannya;

“Ya Rasulullah, aku persaksikan kepada Allah dilangit dan kau Ya Rasulullah dan mereka-mereka yang hadir disini bahwa aku ridha pada anakku Alqomah”.

Maka Rasulullah mengarahkan Bilal pergi melihat Alqomah sambil berkata;

“Pergilah kamu wahai Bilal, lihat apakah Alqomah dapat mengucapkan La iilaa ha illallah atau tidak”.

Berkata Rasulullah lagi kepada Bilal;

“Aku khawatir jika ibu Alqomah mengucapkan itu semata-mata karena aku dan bukan dari hatinya”.

Maka ketika Bilal sampai di rumah Alqomah tiba-tiba terdengar suara Alqomah menyebut;

“La iilaa ha illallah”.

Lalu Bilal masuk sambil berkata;

“Wahai semua orang yang berada disini, ketahuilah sesungguhnya murka ibunya telah menghalangi Alqomah dari dapat mengucapkan kalimah La iila ha illallah, karena ridha ibunyalah maka Alqomah dapat menyebut kalimah syahadat”.

Maka matilah Alqomah pada waktu setelah dia mengucap.

Maka Rasulullah s.a.w pun sampai di rumah Alqomah sambil berkata;

“Segeralah mandi dan kafankan”, lalu disembahyangkan oleh Nabi s.a.w. dan sesudah dikuburkan maka berkata Nabi s.a.w. sambil berdiri dekat kubur;

“Hai sahabat Muhajirin dan Anshar, barang siapa yang mengutamakan isterinya daripada ibunya maka ia adalah orang yang dilaknat oleh Allah s.w.t, dan tidak diterimanya daripadanya ibadat fardhu dan sunatnya.

 

Dikutip dari kitab: Qashash wa Ma’ani, karya Ala’ Sadiq

Sumber: Hasballah Thaib, Zamakhsyari Hasballah, (2012), Kumpulan Kisah Teladan, Perdana Publishing
Link Sumber: dharmawangsa .ac.id

Related Posts

Leave a comment

You must login to add a new comment.